Thursday, September 21, 2006

Komentar, 21 Sept 2006
Tibo Cs Dieksekusi, Minahasa Merdeka Dideklarasi

Upaya penolakan terhadap eksekusi Fabianus Tibo cs dinilai sudah tidak didengar lagi. Nyatanya pemerintah te-lah bertekad untuk menem-bak mati terpidana kasus Poso itu, Jumat (22/09) pagi men-datang di Palu. ‘’Kami sudah berkali-kali menyatakan penolakan terha-dap eksekusi yang tidak ada rasa keadilan tersebut. Tapi eksekusi akan tetap digelar. Oleh sebab itu, selain akan menggelar pawai belasung-kawa, kami akan mendekla-rasikan Minahasa Merdeka pasca eksekusi,’’ ungkap Dol-fie Maringka kepada Komen-tar, tadi (20/09) malam. Dirinya mengaku tidak takut dicap merongrong NKRI atas inisiatifnya mengusung gera-kan Minahasa Merdeka. ‘’Sa-ya punya argumentasi atas rencana deklarasi ini,’’ tukas-nya seraya menegaskan juga siap berdialog bahwa sebenar-nya NKRI di negara ini sudah tidak terjaga lagi. Soal deklarasi Minahasa Merdeka, katanya, perlu se-buah perjuangan yang pan-jang. ‘’Yang penting janinnya dulu sudah dikumandang-kan, dan kita lihat nanti ba-gaimana selanjutnya,’’ kata Maringka yang mengaku tidak takut dicopot dari jaba-tannya sebagai salah satu di-rektur Kapet karena kevoka-lannya itu. ‘’Di Kapet juga ti-dak ada apa-apanya, semua-nya diatur pusat kok. Otonom saat ini hanya setengah hati,’’ ketus salah satu fungsionaris DPW PDS Sulut ini. Sementara itu, dari Palu, menjelang detik-detik ekse-kusi Tibo cs, kini mulai agak tegang. Untuk mengantisipa-si terjadinya gesekan di ma-syarakat Sulawesi Tengah, 1.000 personel aparat kepoli-sian akan diterjunkan di titik-titik rawan konflik seperti di Poso dan Tentena. Demikian dibeberkan Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Anton Bahrul Alam di Mabes Polri, kemarin (20/09). “Polisi sudah antisi-pasi untuk menghindari ter-jadinya gesekan masyarakat. Sebanyak 1.000 personel apa-rat kepolisian akan ditempat-kan di titik-titik rawan kon-flik,” katanya. Bahkan, jika situasi di lapa-ngan rusuh dan semakin tak terkendali, maka polisi akan memikirkan langkah tegas yakni melakukan tembak di tempat. Ini sebagai tindakan preventif kepolisian agar ke-rusuhan di masyarakat meng-ingat eksekusi mati bagi Tibo cs tersebut sangat menarik perhatian publik dan memung-kinkan akan memancing kon-flik horizontal di tingkat bawah akibat sikap pro-kontra. “Aparat kepolisian memung-kinkan akan mengambil tinda-kan tembak di tempat kalau ter-jadi gesekan yang mengancam keamanan di masyarakat,” tandas Anton seraya menyebut bahwa langkah tembak di tempat tersebut harus melalui prosedur setelah melihat kondisi dan situasi di lapangan sudah sangat chaos.(rik/zal)

No comments: