Thursday, September 28, 2006

Polri Sarankan Jenazah Dominggus Tak Diautopsi
KOmpas, Rabu, 27 September 2006 - 23:09 wib

JAKARTA, RABU - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Paulus Purwoko menyarankan agar pihak keluarga tidak terburu-buru untuk melakukan autopsi ulang atas jenazah terpidana mati kerusuhan Poso, Dominggus da Silva. "Sebelum ada bukti yang kuat, jenazah jangan keburu diautopsi. Jangan keburu membongkar jenazah tanpa ada bukti yang kuat," kata Purwoko di Jakarta, Rabu (27/9).
Sebelumnya, pihak keluarga Dominggus menengarai jenazah terpidana mati ini tidak dieksekusi dengan cara ditembak tapi dengan sangkur. Mereka juga menanyakan adanya sayatan di wajah dan bekas luka memar.
Untuk itu, keluarga Dominggus meminta agar jenazah itu diautopsi ulang untuk memastikan sebab kematian dan ada tidaknya penganiayaan sebelum dieksekusi. "Kalau hanya berdasarkan rumor, dugaan dan analisa, maka sebaiknya tidak ada autopsi sebab jenazah itu sudah diautopsi dokter setelah dieksekusi," katanya.
Untuk itu, Purwoko meminta agar pihak keluarga terpidana mati untuk menanyakan langsung soal eksekusi ke kepolisian, dokter, jaksa dan para saksi. "Jangan percaya rumor, kabar dan analisa yang belum tentu benar," ujarnya.
Purwoko menegaskan bahwa eksekusi telah dilaksanakan sesuai petunjuk teknis dari Mabes Polri dengan jumlah penembak 12 orang untuk satu terpidana. "Enam pakai peluru hampa dan enam pakai peluru tajam. Jadi tidak masalah kalau ada enam peluru masuk semua ke sasaran. Kenapa sampai enam peluru, ya biar cepat matinya. Kalau hanya satu peluru tapi tembakan meleset kan jadi susah matinya," ungkapnya.
Adanya lubang yang lebar seperti ditusuk benda tajam bisa terjadi jika ada dua peluru masuk berdekatan, atau mungkin pecahan dari peluru yang kena salib rosario yang dipakai terpidana. "Pecahan proyektil peluru atau pecahan rosario salib bisa menyebabkan luka memar atau luka mirip sayatan sebab laju peluru memiliki kecepatan tinggi. Jangankan rosario yang terbuat dari kayu, pecahan karet pun bisa melukai," katanya.
Ia mengatakan, tulang yang patah bisa terjadi karena ada peluru mengenai tulang. "Jadi tidak ada regu tembak yang membawa sangkur," tambah Purwoko.Sumber: AntaraPenulis: Ima


Mabes Keberatan Otopsi Dominggus
http://www.rakyatmerdeka.co.id/indexframe.php?url=nusantara/index.php?q=news&id=2713

No comments: