Monday, September 25, 2006

RS, Sabtu, 23 September 2006
Gubernur Imbau Umat Kristiani Tak Turun ke Jalan

PALU- Beberapa jam pasca eksekusi Tibo jajaran Muspida Sulteng langsung menggelar pertemuan dengan jajaran pemuka agama di antaranya, pemuka agama Katolik, Kristen Protestan, Islam, Hindu dan Buddha minus Konghucu. Pertemuan yang diberi nama harmonisasi kehidupan umat beragama menuju Sulteng yang aman, damai, adil dan sejahtera dirangkai dengan menyongsong Ramadan 1427 Hijriah.
Dua anggota Muspida yang secara langsung terlibat secara teknis dalam eksekusi mati Fabianus Tibo dan kawan-kawan, yakni Kejati Sulteng dan Kapolda Sulteng Kombes Badrodin Haiti justru tak terlihat. Dalam pertemuan yang berlangsung di Wisma Haji Jalan WR Supratman, Palu Barat itu, Gubernur Paliudju mengimbau kepada umat Kristiani yang berdoa untuk Tibo serta dua rekannya cukup dengan melakukannya di rumah masing-masing atau di tempat-tempat peribadatan atau gereja.
''Saya mengharapkan saudara-saudara warga Kristen menunjukkan simpatinya kepada Tibo cs cukup berdoa di rumah atau di gereja saja. Tidak perlulah turun ke jalan,'' ajak Paliudju.
Eksekusi Tibo dan dua rekannya, menurutnya tidak perlu direspons secara berlebihan. Semua pihak harus menahan diri. Apa yang sudah terjadi pada Tibo cs yang divonis sebagai pelaku utama kerusuhan Poso Mei 2000 silam adalah sebuah ketetapan hukum yang harus tetap dijunjung tinggi oleh semua pihak.
Dalam pertemuan yang berlangsung dua jam lebih itu Gubernur Paliudju juga menyinggung kondisi keamanan di Sulawesi Tengah beberapa jam pasca eksekusi mati Tibo cs. Secara umum, kata dia, kondisi keamanan di Sulteng sangat kondusif. Demikian pula Kota Poso, Tentena maupun Morowali tempat tiga terpidana mati itu berasal, kondisi keamanan sangat kondusif.
Ketua DPRD Sulteng Drs H Murad U Nasir dan Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf Husen Malik dalam sambutan singkatnya mengimbau kepada masyarakat Sulteng untuk tetap menjaga keamanan di wilayahnya masing-masing. Kakanwil Depag Drs H Aziz M Godal yang bertindak selaku moderator dalam pertemuan yang diikuti seratusan tokoh agama dan tokoh masyarakat itu, mengemukakan pertemuan dengan pemuka agama bukan untuk merespons tertembaknya tiga terpidana mati dalam kerusuhan Poso.
Melainkan pertemuan biasa dalam rangka menyongsong datangnya bulan suci ramadan. Bantahan yang sama juga dikemukakan Humas Kanwi Departemen Agama Muhammad Ramli. ''Ini hanya pertemuan biasa tidak ada kaitannya dengan eksekusi,'' bantahnya. (yar)

No comments: