Tuesday, September 19, 2006

Tibo Cs. Dieksekusi Jumat Dini Hari
Selasa, 19 September 2006 18:03 WIB

TEMPO Interaktif, Palu:Terhukum mati kasus Poso, Fabianus Tibo, Dominggus Da Silva dan Marinus Riwu akan dieksekusi Jumat dini hari. Pengacara Tibo, Roy Rening dari Padma Indonesia membenarkan rencana itu. Ia mengaku sudah menanyakannya kepada Kejaksaan Tinggi Negeri Palu dan kliennya. "Om Tibo mengakui sudah didatangi pihak Kejaksaan Negeri, Senin lalu soal rencana eksekusi," kata Roy tadi. Roy menilai eksekusi yang dilaknakan Jumat mendatang melanggar hukum karena proses grasi kedua masih berjalan. Roy akan menuntut secara pidana dan perdata terhadapkepolisian dan Kejaksaan Agung. Bersama Roy, Robert Tibo, anak Tibo dan Pastor Jemmy Tumbelaka juga datang menjenguk. Menurut Robert, ayahnya, Dominggus Da Silva serta Marinus Riwu meminta agar eksekusi dilakukan di tempat terbuka. Tujuannya agar masyarakat yang menginginkan dirinya terbunuh puas. Tibo menyampaikan keinginan itu kepada anaknya, Robert Tibo di Penjara Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, tadi. Kepada Tempo, Robert mengatakan permintaan bapaknya Dominggus dan Marinus masih sama seperti ketika eksekusi ditunda Agustus lalu. Permintaan mereka adalah menyampaikan keterangan pers yang ditujukan kepada Presiden Yudoyono, didampingi Pastor Jemmy dari Paroki Poso, Pastor Melky Toreh dari Paroki Palu, Pengacara Roy Rening dan Antonius Sujata dari KWI Pusat. Permintaan lainnya, jenazahnya disemayamkan di Gereja Santa Maria, Palu. Tibo dan Marinus minta dimakamkan di Morowali, sedangkan Dominggus ingin dimakamkan di Nusa Tenggara Timur. Tibo juga tak ingin jenazahnya diantar ke kampungnya di Desa Beteleme, Morowali. Tibo, kata Robert, tidak ingin jenazahnya diurus negara. Tibo menolak peti mati, pakaian, serta sepatu yang disediakan kejaksaan. Ketiga terhukum mati ingin jenazahnya hanya diurus keluarga. "Jenazah saya tak boleh disentuh negara, termasuk memandikan mayat saya, negara tak boleh," kata Robert menirukan ayahnya. Pastor Jemy yang ditunjuk sebagai pendamping spiritual eksekusi mengatakan terpaksa mendampingi Tibo cs. Sejujurnya, kata dia hatinya berat mendampingi saat eksekusi. Tapi karena sudah menjadi kehendak pemerintah, ia mengalah. "Eksekutor bersama regu tembak sudah siap. Lokasi pun sudah ditentukan. Tak ada daya untuk mencegahnya, kecuali ada mukjizat dari Tuhan," ujar Jemy. Gereja Katolik Palu, kata Pastor Jemy akan menggelar sakramen, pencucian dosa pada Kamis ini. Eksekutor, kata dia, minta agar sakramen rampung pukul 12.00. Setelah itu tidak ada lagi yang bisa menemui Tibo. Penjara Petobo, tempat Tibo cs. menjalani hari-hari terakhir kini sudah dijaga ketat aparat kepolisian. Pihak penjara mendirikan tenda untuk aparat polisi yang berjaga. Pihak Kejaksaan Negeri Palu telah mengumpulkan baju-baju ketiga terhukum mati yang kini berada di sel isolasi. darlis

No comments: