Friday, September 15, 2006

Komentar, 15 Sept 2006
Temui Gubernur, AS Pertanyakan Kasus Poso

Kasus Bom Poso menjadi per-hatian tersendiri Konjen AS. Buktinya, Konjen Amerika Se-rikat (AS), Claire A Pierangelo, Rabu (13/09) lalu menemui Gu-bernur Sulawesi Tengah (Sul-teng), HB Paliudju di Palu. Clai-re secara khusus menanyakansoal peledakan bom di Desa Tangkura, Poso Pesisir Selatan dan Kelurahan Kawua, Poso Kota yang terjadi Rabu (06/09) dan Sabtu (09/09) lalu. Claire saat itu didampingi Da-ve Williams (Wakil Konjen) dan David R Willis. Pihak AS ini me-nanyakan, apakah peledakan itu karena perbuatan balas dendam atau karena terkait dengan tertundanya eksekusi Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu. Dia juga menanyakan situasi keamanan di Sulteng, sekaligus menyatakan keinginan nega-ranya untuk berinvestasi di daerah tersebut.Paliudju kemudian menjelas-kan, ledakan bom di Tangkura dan Kawua, Poso bisa terkait kedua-duanya yaitu bermotif balas dendam atau juga karena terkait kontroversi eksekusi Tibo Cs. Akibat konflik antardua komunitas di Poso diakui telah meninggalkan luka dendam sangat parah di masyarakat, terutama mereka yang menjadi korban langsung kerusuhan Poso. “Dendam itu tidak mudah hi-lang dalam waktu singkat, dan jika ada faktor yang membuat para korban konflik itu merasa diabaikan hak-haknya, bisa saja timbul ekses-ekses baru yang negatif,” ujarnya. Pada bagian lain, informasi yang diperoleh dari Palu menyebutkan, Kejati Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Polda setempat, dikabarkan mulai mempersiapkan kembali ren-cana jadwal pelaksanaan hu-kuman mati terhadap Fabia-nus Tibo (60), Dominggus da Silva (44), dan Marinus Riwu (54). “Besar kemungkinan pe-laksanaannya sebelum mema-suki Ramadhan tahun ini,’’ ungkas sebuah sumber.Sumber dari Kantor Kejak-saan itu juga mengatakan, Plh. Kajati Sulteng Mahfud Mannan SH, MH pada Kamis siang (14/09) kemarin telah menemui Kapolda Kombes Pol Drs Bad-roodin Haiti di ruang kerjanya, kemungkinan dalam rangka rapat koordinasi untuk me-mantapkan rencana pelaksa-naan hukuman mati tersebut.“Saya tidak mengetahui agenda pembicaraan kedua petinggi instansi penegak hukum di daerah ini karena tak ikut dalam pertemuan tertutup itu, namun besar kemungki-nan membahas soal percepa-tan eksekusi terhadap Tibo dkk yang sudah mengalami dua kali penundaan,” tutur-nya.(sum/np)

No comments: