Thursday, September 14, 2006

Radar Sulteng, Rabu, 13 September 2006
Jenazah Korban Bom Senter Dimakamkan

POSO- Jenazah Nella Salianggo (23) korban bom senter di Kelurahan Kawua, Selasa (12/9) sekitar pukul 12. 30 wita dimakamkan di pekuburan umum Kawua. Suasana sedih dan haru tampak di raut wajah keluarga korban. Suasana duka cita juga menyelimuti sekitar tujuh ratusan pelayat yang menghadiri prosesi pemakamam. Bahkan ibu kandung, tante, dan paman korban Edy Lindang (55) yang selama ini merawat dan membesarkan korban, tak kuasa menghantarkan jenazah ke tempat pemakaman. Mereka memilih untuk tetap bertahan di rumah duka, sambil dihibur kerabat lainnya. Prosesi pemakaman yang dimulai pukul 10.15 wita tersebut dihadiri pula oleh Bupati Poso Drs Piet Inkiriwang MM, Wabup Abd Muthalib Rimmi SH MH, ketua DPRD Poso Drs S. Pelima, letua umum GKST Pdt Rinaldi Damanik M Si dan sejumlah pejabat teras Pemda Poso lainnya.

Pada kesempatan itu salah seorang keluarga membacakan riwayat hidup korban. Dia menyebutkan bahwa semasa hidupnya, Nella dikenal oleh keluarga dan teman-temannya sebagai sosok gadis yang pemalu dan pendiam. Perjalanan hidup Nella juga tak seberuntung dan seindah anak-anak lain yang seumurnya. Saat berumur 9 tahun, Nella sudah ditinggal mati oleh ayah tercintanya. Kesedihan hidup Nella juga masih berlanjut, tatkala ibu kandungnya mengalami kelumpuhan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Nella adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Sebelum meninggal, Nella tercatat sebagai staf honorer di kantor KPUD Poso. Nella juga dikenal sebagai anak yang ramah, santun dan suka bergaul sekaligus rajin dan ulet dalam bekerja, termasuk menjalankan tugas sebagai staf honorer di Kantor KPUD Poso. Hingga akhir hayatnya, Nella diakui pula sebagai ujung tombak bagi saudara-saudaranya dalam mencari nafkah keluarga.

Sementara itu, ketua umum GKST Pdt Rinaldi Damanik M Si dalam sambutan perkabungan duka mengatakan, dirinya sangat menyayangkan adanya peristiwa kekerasan yang kembali merenggut korban jiwa. "Saya berharap, Nella adalah korban terakhir bom di daerah ini", ungkapnya. Damanik juga mengkritisi kinerja aparat keamanan yang dinilainya belum maksimal. "Jangan hanya membuat janji dengan selalu mengatakan akan mengusut, mengungkap dan menangkap pelaku. Tapi buktikanlah dengan fakta", sebutnya.

Menyikapi peristiwa meledaknya dua bom terakhir, ketua umum GKST ini meminta masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap barang atau benda yang dilihat mencurigakan. Dia juga meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi, dengan menuduh orang/kelompok lain sebagai pelakunya. "Jangan menuduh orang/kelompok secara sembarangan. Kalau sudah ditangkap, kita pasti akan tahu siapa pelaku dan motifnya", pinta Damanik. "Sikapi peristiwa yang terjadi dengan kekuatan iman. Bukan dengan perbuatan yang melanggar hukum", tambahnya, sembari meminta aparat keamanan untuk serius menangani kasus-kasus kekerasan yang terjadi.

Pemimpin GKST ini juga berharap, agar tidak ada lagi masyarakat yang menarik benang merah peristiwa 98 dengan yang terjadi sesudahnya. (cr5)

No comments: