Sabtu, 16 September 2006
Tibo Cs Dibawa ke Lembaga Clinton
JAKARTA - Upaya penggagalan eksekusi mati Tibo Cs terus dilakukan. Kali ini kasusnya akan dibawa ke pertemuan dewan direktur The Global Fairness Initiative (GFI) yang bermarkas di New York, Amerika Serikat.
’’Untuk mencari keadilan, terpaksa kasus Tibo dan kawan-kawan ini akan saya bawa ke forum GFI yang dipimpin mantan Presiden AS Bill Clinton,’’ ujar Ketua Umum Partai Buruh Muchtar Pakpahan di Jakarta kemarin. Turut memberi keterangan Petrus Salestinus, kuasa hukum Tibo Cs.
Selain ke GFI, terpidana mati kasus kerusuhan Poso, Sulteng, itu juga akan dibawa ke lembaga-lembaga internasional lain seperti Komnas HAM PBB dan kongres Amerika Serikat. ’’Karen A. Tramontano, mantan sekretaris Clinton telah mengagendakan saya bertemu kongres AS,’’ jelas Muchtar.
Pertemuan dewan direktur GFI dijadwalkan 19 September 2006 di New York. Lembaga itu terdiri atas sejumlah mantan kepala negara dan pemerintahan, aktivis LSM internasional, pemimpin organisasi buruh, dan perusahaan multinasional. Muchtar salah satu anggota dewan direktur dari Indonesia.
Lainnya, selain Clinton, Jose Maria Figueres (mantan presiden Costa Rica), Peter Stoyanov (mantan presiden Bulgaria), dan Willem Kok (mantan perdana menteri Belanda). Berikutnya, John Sweney (ketua Serikat Buruh AS), Reema Nanavaty (Sekjen Perempuan Mandiri India), dan Iqbal Quadir (pendiri Gramenn Phone Corp Bangladesh).
Agenda pokok pertemuan GFI sebenarnya soal hubungan negara miskin dan negara kaya. Namun Muchtar sudah minta izin untuk membawa kasus Tibo Cs. Hal serupa akan dibicarakan dengan kongres AS dan Komnas HAM PBB.
’’Ada prinsip hukum yang salah,’’ tegas pendiri SBSI (Serikat Buruh Sejahtera Indonesia) ini. Tibo Cs tidak layak dieksekusi mati karena ada pihak-pihak lain yang terlibat belum diproses hukum. Upaya hukum Tibo Cs memang telah mentok karena grasi sudah dua kali ditolak presiden. ’’Tapi, pelaku dan otak yang sebenarnya dibiarkan bebas,’’ tambahnya.
Kalau aparat penegak hukum serius, lanjut Muchtar, para pihak yang disebut Tibo ada dan tidak lari ke mana-mana. ’’Mereka bukan orang misterius. Kalau mau diperiksa, para pastor itu ada, tidak misterius. Begitu juga para suster dan kepala sekolah,’’ tandasnya. (adb/jpnn)
Saturday, September 16, 2006
Posted @ 9:58 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment