Friday, September 01, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY
Brigjen Oegroseno Minta Misteri Poso Diungkap Tuntas

[JAKARTA] Mantan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), Brigjen Pol Oegroseno meminta agar misteri kerusuhan Poso sejak tujuh tahun yang lalu dapat segera diungkap agar tidak menjadi bahan pertanyaan bagi generasi mendatang. Pengungkapan misteri kerusuhan Poso harus melibatkan seluruh komponen masyarakat baik dari kelompok muslim maupun nasrani.
"Misteri Poso harus dibuka agar generasi berikutnya tidak bertanya-tanya tentang apa yang terjadi tujuh tahun lalu," kata Oegroseno, seusai menyerahkan jabatannya selaku Kapolda Sulteng kepada penggantinya Kombes Pol Badrootin Haedi, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (31/8). Badrootin sebelumnya sebagai Kapolda Banten. Oegroseno selanjutnya menjabat sebagai Kepala Pusat Komunikasi dan Elektronika di Mabes Polri.
Pengungkapan kasus Poso sebaiknya jangan diputar balik. Namun, upaya membuka misteri kerusuhan Poso itu tergantung masyarakat sendiri. "Kalau memang tidak menghendaki untuk dibuka, silakan, tetapi misteri ini tetap akan menjadi pertanyaan nantinya. Kenapa ini terjadi dan mengapa itu," katanya.
Oegroseno mengaku, pihaknya terus mengusut 10 dari 16 nama yang disebut-sebut terlibat sebagai penggerak kerusuhan Poso. Namun, karena peristiwanya sudah lama berlalu maka pengusutannya tidak berjalan maksimal. "Ini kan soal lama, kita harus berkomunikasi dengan masyarakat di Poso karena mereka yang tahu kejadian sebenarnya, jangan sampai tidak ada komunikasi," katanya.
Jika dugaan keterlibatan 10 nama itu akan diselesaikan secara hukum, tambahnya, polisi harus memulainya dari lokasi kejadian. Kesulitan yang dihadapi adalah harus meminta orang-orang yang tahu peristiwa tersebut untuk bercerita, padahal belum tentu orang-orang tersebut bersedia memberikan keterangan ke polisi.
Ketika ditanya pergantian dirinya dikaitkan dengan penundaan eksekusi terhadap terpidana mati kerusuhan Poso, Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus da Silva, Oegroseno membantahnya. Eksekusi terhadap tiga orang terpidana mati kerusuhan Poso III tersebut sepenuhnya berada di tangan Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, sehingga tidak ada relevansinya dengan pergantian Kapolda.
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus SH mengatakan, TPDI sangat menyesalkan pergantian Oegroseno yang sedang bekerja keras mengusut aktor intelektual kasus Poso III dan sekaligus mengungkap kebenaran materiil kasus yang menimpa Tibo Cs.
Dari tindakan Kapolri mengganti Kapolda tersebut, tambahnya, pemerintah rupanya masih ingin memelihara konflik horizontal yang terjadi di Poso. Pergantian Kapolda Sulteng yang begitu mendadak membuktikan pemerintah tidak serius menyelesaikan kasus Poso III sesuai dengan keinginan dan tuntutan masyarakat, sekaligus terkandung maksud pemerintah ingin segera mengeksekusi Tibo Cs untuk menutup pengungkapan secara menyeluruh kasus Poso, yakni kasus Poso I, II dan III.
Keengganan pemerintah membuka kembali kasus Tibo Cs dan menyidik kembali 16 orang yang disebut-sebut Tibo Cs sebagai aktor intelektual dan pelaku utama kerusuhan Poso III mengindikasikan ada keterlibatan penguasa dan mantan penguasa dalam peristiwa Poso I, II dan III, katanya. [E-8]
Last modified: 1/9/06

No comments: